I Lost Both of My Phones, at ZARA’S STORE, Plaza Senayan

I Lost Both of My Phones, at ZARA’S STORE, Plaza Senayan


Dear all,

Buat semua pembaca tulisan ini, please banget, hati-hati yah di ZARA’s store, Plaza Senayan. Banyak sindikat, ternyata. I said like this because I lost both of my phones (GSM ‘IM3’ dan Esia) at Zara's Store, Plaza Senayan, hari Sabtu, tanggal 24 Januari 2009, sekitar pukul setengah delapan malam.

Kejadiannya cepet banget. Di Kamar Pas saya berdua dengan teman saya, masih menerima telepon dari salah satu teman kami. Saya keluar, dan kembali melihat-lihat baju, celana, jaket yang terpampang di display. Ketika saya mau menanyakan ke salah satu pramuniaga laki-laki yang ada di kasir tentang jaket yang teman saya suka, mengapa tidak ada salah satu kancingnya, saya kira handphone saya bergetar, langsung saya melihat tas saya, yang saya lihat dua handphone saya hilang, beserta sarungnya. Saya flashback, ada tiga kemungkinan, pertama hilang di kamar pas, kedua ketika saya berdua teman saya ingin mengambil satu baju di salah satu sisi zara, ada yang mendorong saya seakan-akan space saat itu sempit banget. Padahal nggak. Tidak terlintas sedikitpun, orang itu, wanita itu pencopet. Berperawakan kecil, berambut pendek, menggunakan tas hitam kecil, cuma itu yang saya ingat. Kemudian, yang ketiga ketika saya bertanya ke arah kasir, dan merasakan handphone saya bergetar. Kata salah satu dari securitynya, wanita itu, sempat bertanya tentang alat olahraga alias raket, sungguh aneh.

Padahal Zara is public service, lhoh. So, kita mesti hati-hati banget di sana. Mungkin, nggak cuma di ZARA Plaza Senayan aja, tapi juga di tempat belanja di mana pun. Im so disappointed of what happened to me. But, I have to be ikhlas. It’s not about my lost gadgets, but it’s all about my relation’s number. All of my relations know that’s my number, hiks. I have to forget itlaah, ambil hikmah dan pelajaran yang bisa di dapat. Lebih waspada, dan hati-hati, serta kalau nggak perlu-perlu amat, yaa, nggak usah belanja di sana. But, its all up to you, guys. Toh, kita semua tahu, harta memang nggak dibawa mati. Mungkin, Tuhan memilih orang-orang yang mendewakan harta itu, untuk disentil dengan cara seperti saya tadi. Kurang beramal dan berzakat. Pelit. Inget itu. Harta nggak dibawa mati, saya berpesan seperti ini, juga berpesan pada diri saya sendiri. Yea, kita nggak tahu apa dibalik semua ini.

Yaaaa, banyak banget yang bisa saya petik atas kejadian ini, selain harus lebih BERHATI-HATI lagi.

Sekali lagi, saya cuma berpesan, hati-hati banget yahh.

Thanks

Regards,
Aisya Fadhila

Mahasiswa UI, Fakultas Ilmu Budaya, Bahasa dan Kebudayaan Korea

Komentar

Postingan Populer